Kejatuhan Cicak Menurut Bahasan Islam? Baca ini....

Kabar-Islam.com. Assalamu'alaikum Cantik/Ganteng .. :)



Sahabat Ukhuwah, pernah gak sih antum ke jatuhan cicak di kepala ? terus ngira kalo gak berapa lama lagi bakalan ada musibah yang menimpa antum . Pernah begini ?

Yap ! Mitos-mitos-dan mitos. Bejibun prasangka buruk yang sering dikait-kaitkan dengan kehadiran hal-hal aneh, seperti binatang misalnya. Termasuklah cicak. Banyak orang menganggap jika kejatuhan cicak, maka tidak lama lagi ia pasti akan terkena musibah. Apalagi jika cicak itu jatuhnya persis di ubun-ubun, sesegera mungkin ia akan menghitung detik demi detik menanti datangnya musibah. Keyakinan ini masih dianut oleh banyak masyarakat dan beberapa penduduk daerah lain. Sebagai penangkal musibah yang dikira akan menimpa mereka, maka ada juga yang bersegera memburu cicak tersebut lalu disobek mulutnya, supaya musibah tidak jadi menimpanya. weleh.. weleh .. kasian tu cicak nya :v

Kecemasan yang sama juga dirasakan oleh orang yang ketika bepergian tiba-tiba ada ular atau hewan lain yang menyeberang jalan, mereka menyangka itu merupakan isyarat adanya kendala dalam perjalanannya. Ada juga yang mengaitkan suara burung gagak dengan datangnya malaikat maut di dekatnya (:/ itu burung apa izrail?), ‘Kembar Mayang’ yang jatuh saat resepsi pernikahan ditakwilkan pula sebagai pertanda adanya prahara rumah tangga yang akan di hadapi oleh kedua mempelai. Atau merasa sial karena menabrak anjing atau kucing. Ada kepercayaan bila menabrak kucing, maka kucing tersebut harus dikubur dan dibungkus dengan pakaian sopir kendaraan yang menabraknya. Dan kendaraan yang telah menabrak hewan tersebut harus dijual, karena bila tidak dilakukan, maka kendaraan itu akan terus menerus menabrak lagi. Dan masih banyak lagi kamus mitos yang tersebar di kalangan masyarakat kita. Begitu juga kamus penangkal musibahnya, sangat bejibun dan dipercaya akan sial jika tidak segera menangkalnya.

Sahabat Ukhuwah ..

Keyakinan akan mitos-mitos seperti ini tidak hanya ada di zaman nya kita-kita atau emak-emak kita. Hal ini jauh sudah ada sejak zaman jahiliyyah dahulu. Mereka lebih sering mengaitkan burung dengan musibah apa yang kira nya akan menimpa mereka.

Imam Al-Baihaqi berkata: “Perasaan sial karena adanya pertanda tertentu telah di kenal pada zaman jahiliyah dahulu, yang mana mereka menganggap sial di saat mendengar suara burung menjelang pergi untuk suatu keperluan, menganggap isyarat buruk ketika ada suara gagak, lewatnya binatang di jalan dan lain-lain.”

Hal-hal di atas disebut dengan istilah tathayyur, berasal dari kata ‘thair’ yang berarti burung. Karena pada asalnya orang dulu menganggap sial dan keberuntungan mereka adalah berdasarkan suara dan sinyal lain dari burung. Di kalangan jahiliyah ada juga yang ketika hendak bepergian terlebih dahulu menerbangkan seekor burung, jika burung terbang kearah kanan, mereka jadi berangkat, tetapi jika burung terbang kearah kiri, mereka mengurungkan kepergiannya. Nah, termasuklah prasangka karena kejatuhan cicak, atau menabrak binatang, atau yang lainnya, masuk dalam pengertian tathayyur atau thiyyarah.

Sahabat Ukhuwah ..

Mengkaitkan jatuhnya cicak dengan hadirnya musibah adalah satu bentuk khurafat dan takhayul. Karena tak ada bukti keterkaitan antara keduanya, baik dari dalil syar’iyyah maupun dalil ilmiyyah.

Islam tidak menafikkan adanya keterkaitan suara hewan tertentu dengan kejadian tertentu jika ada dalil tegas yang menyebutkannya. Sebagai contoh adalah hadits Nabi shallallahu 'alaihi wassallam :

“Jika engkau mendengar ayam jantan berkokok maka mohonlah karunia kepada ALLAH, karena dia melihat malaikat. Dan jika engkau mendengar ringkikan himar maka mohonlah perlindungan kepada ALLAH karena dia melihat setan.” (HR. Muslim)

Nabi shallallahu 'alaihi wassallam menyebutkan suara ayam jantan berkokok sebagai pertanda hadirnya malaikat, maka kita harus meyakini hal ini karena ada dalil syar’i menyebutkannya. Kita juga harus patuh dan percaya dengan kabar dari Nabi bahwa suara ringkikan himar adalah pertanda datangnya setan, untuk itu kita dianjurkan membaca ta’awudz. Adapun suara hewan lain tidak boleh dikaitkan dengan peristiwa tertentu kecuali jika disebutkan dalil.

Lagian secara ilmiah pun sahabat ukhuwah, tidak ada bukti mengenai keterkaiatan musibah dengan kemunculan binatang. Secara logika pun tentunya tidak masuk akal juga kan ? bisa-bisa nya cicak yang tau gimana nasib kita selanjutnya, terus dia ngasih isyarat gitu ke kita ? ckckckc...

Mengaitkan antara jatuhnya cicak dengan musibah, ular menyeberang jalan dengan hambatan atau arah terbang burung dengan nasib sial bukan hanya tidak sah, bahkan tergolong sebagai kesyirikan. Nabi bersabda :

“Thiyyarah adalah kesyirikan, thiyyarah adalah kesyirikan, thiyyarah adalah kesyirikan.” (HR Tirmidzi)

Thiyyarah digolongkan sebagai kesyirikan karena orang yang meyakininya berarti menganggap hewan tertentu dapat mendatangkan manfaat dan madharat dengan isyarat yang diperbuatnya. Padahal, hanya Allah semata Yang mampu memberikan manfaat dan madharat, sementara burung, cicak, ular tidaklah mengetahui perkara gaib yang akan terjadi, begitu juga dengan bersiul dan diamnya tidaklah menimbulkan manfaat maupun madharat.

Ibnul Qayyim menjelaskan: “tathayyur atau thiyyarah adalah merasa sial karena melihat sesuatu. Maka jika seseorang menjadikannya sebagai patokan lalu dia mengurungkan kepergian atau membatalkan niat yang telah ia tetapkan karenanya, berarti dia telah mengetuk pintu kesyirikan bahkan ia telah masuk kedalamnya. Dia telah berlepas diri dari tawakal kepada ALLAH dan membuka bagi dirinya pintu ketakutan dan ketergantungan kepada selain ALLAH.”

Nah sahabat ukhuwah, udah tau kan penjelasan mengenai mitos-mitos yang cukup terkenal juga sih di kalangan kita. Bahkan mungkin pernah terjadi di diri kita. Kalo ana pribadi sih, pernah dengar, dan pernah kejatuhan cicak juga sih, tapi ya Alhamdulillah udah dapat bisikan malaikat (hidayah dari teman lainnya) kalo percaya gituan adalah dosa. Jadi gak ikutan syirik deh :D

Dan buat sahabat ukhuwah, kalo besok-besok ngalamin kejadian yang sekiranya bakalan nimbulin firasat buat syirik seperti yang di atas tadi, langsung deh istighfar dan berdo'a semoga Allah senantiasa melimpahkan takdir baik kepada kita. Dan kita pun akhirnya terhindar dari awal kemusyrikan. Sebagaimana Rosul bersabda :

“Barangsiapa mengurungkan keperluannya karena thiyarah, maka dia telah berbuat kesyrikan.” Lalu para sahabat bertanya: “Lalu apa tebusannya wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “hendaknya engkau membaca: “Ya ALLAH, tiada nasib baik kecuali nasib baik (dari)MU, tiada thiyyarah kecuali thiyyarah-MU dan tidak ada ILAH yang berhak disembah selain ENGKAU.” (HR Ahmad)

Semoga Sahabat Ukhuwah lainnya bisa memanfaatkan tulisan ana ini ya, sebagai catatan dakwah, baik untuk diri sendiri maupun diri orang lain. Aamiin Yaa Rabb :)
.
Sumber: catatan istikharohku
LihatTutupKomentar